Alhamdulillah tidak terasa hari ini Rabu, 20 September 2017 kita sudah berada di akhir tahun 1439 H. Sehingga kita akan memasuki tahun 1440H. Sejarah awal penentuan tahun hijriyah adalah berawal dari Gubernur Basrah Abu Musa al-Asy’ari. Ketika itu ia mengirim surat balasan kepada Khalifah Umar bin Khattab. Abu Musa mengawali suratnya dengan kalimat, “Menjawab surat dari tuan yang tidak bertanggal.”
Dari sinilah Khalifah Umar RA merasa penanggalan sangatlah penting bagi umat Islam. Kemudian mengadakan musyawarah dengan para sahabat senior dengan pembahasan agar umat Islam memiliki kalender dan sistem penanggalan sendiri. Para sahabat tersebut adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrhaman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.
Dari hasil musyawarah tersebut akhirnya mendapatkan kesepakatan bahwa awal perhitungan kalender Islam disesuaikan pada awal waktu hijrah Rasulullah dari Mekah ke Yatsrib (Madinah). Ide ini berasal dari Ali bin Abi Thalin RA, kalender ini lalu dinamai “Hijriyah”. Perhitungan tanggal bulannya dimulai dari 1 Muharram, walau sebenarnya hijrah terjadi pada bulan Shafar.
Penetapan Muharram sebagai awal tahun Hijriyah memiliki banyak pertimbangan, antara lain, pada bulan itulah Rasulullah bertekad sambil menyusun rencana untuk pindah ke Yatsrib; karena setelah Ramadhan adalah Syawal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah yang lazim disebut “asyhurul-hajj” atau bulan-bulan haji. Kesibukan persiapan haji telah dimulai sejak Syawal hingga pertengahan Dzulhijjah, setelah itu umat Islam diharap membuka lalu memulai lembaran baru dalam hidupnya pada bulan Muharram.
Khalifah Umar bin Khattab akhirnya secara resmi menetapkan awal tahun Hijriayh 1 Muharram bertepatan dengan tanggal 15 Juli 622 Masehi yang jatuh pada hari Kamis, sebagaimana disepakati para pakar ilmu hisab.
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang telah Allah muliakan. Secara khusus Allah melarang berbuat zalim pada bulan ini untuk menunjukkan kehormatannya. Allah Ta’ala berfirman:
“Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. Al-Taubah: 36).
Ini menunjukkan, mengerjakan perbuatan zalim/maksiat pada bulan ini dosanya lebih besar daripada dikerjakan pada bulan-bulan selainnya. Sebaliknya, amal kebaikan yang dikerjakan di dalamnya juga dilebihkan pahalanya. Salah satu amal shalih yang dianjurkan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk dikerjakan pada bulan ini ibadah shiyam. Beliau menganjurkan untuk memperbanyak puasa di dalamnya.
Dalam kitabnya “Al Ghaniyah“, Syech Abdul Qodir Al Jilani menukil sebuah hadist yg berbunyi:
“Barang siapa yg berpuasa sehari pada akhir dari bulan Dzulhijjah dan puasa sehari pada awal bulan Muharram, maka ia sungguh telah menutup tahun yg lalu dengan puasa dan membuka tahun dengan puasa. Dan Allah Ta’ala menjadikan kaffarat/tertutup dosanya selama 50 tahun“.
Menakhiri dan mengawali tahun baru dengan doa, tidak ada buruknya. Bahkan dianjurkan betul. Apalagi kalau memang ada doa khusus awal tahun. Pasalnya banyak harapan yang akan kita ajukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Permohonan rahmat, lindungan, keselamatan, kelapangan rezeki, jodoh, karir, wafat husnul khatimah, dan seterusnya.
<>
Mufti Jakarta abad 19-20 Habib Utsman bin Yahya dalam kitab Maslakul Akhyar menyebutkan doa akhir dan awal tahun hjiriyah. Berikut ini lafal doanya.
DOA AKHIR TAHUN HIJRIAH
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلىَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وِلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْ رَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ اِلَى التَّوْ بَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْءأَ تِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَاِنِّيْ اَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْلِيْ
وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْئَلُكَ اَللَّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَاذَا الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّيْ وَلاَتَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَاكَرِيْمُ
وَصَلىَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang. Semoga rahmat Allah tercurah kepada junjungan kami dan pemimpin kami Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihii wasallam, keluarganya, dan para sahabat beliau. Ya Allah, segala amal yang aku lakukan pada tahun ini (yang telah silam), dari hal-hal yang Engkau larang kepadaku, lalu aku tidak bertaubat, sedangkan Engkau tidak meridhoinya, dan Engkau tidak melupakannya, dan menyantuni atasku sesudah kekuasaan-Mu atas siksa-siksa padaku. Engkau menyeru aku bertaubat darinya sesudah aku lakukan durhaka pada-Mu. Perkenankanlah Engkau mengampuni aku. Dan segala apa yang aku lakukan di dalamnya dari hal-hal yang Engkau ridhoi, dan Engkau telah menjanjikan pahala kepadaku, maka aku memohon kepada-Mu ya Allah Dzat yang Mulia, hai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, hendaklah Engkau terima dariku, janganlah Engkau memutuskan harapanku dari rahmat-Mu hai Dzat Yang Mulia. Shalawat dan salam, tetapkanlah pada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan shahabat beliau.
Tata Cara:
Do’a akhir tahun Hijriah ini hendaknya dibaca tiga kali pada akhir waktu ashar tanggal 29 atau 30 bulan Dzulhijjah. Fadhilahnya adalah barang siapa membaca do’a ini dalam waktu tersebut maka setan berkata: “Kesusahanlah bagiku,dan sia-sia lah pekerjaanku menggoda anak Adam(manusia) pada satu tahun ini karena mereka mengerjakan amal ini hanya dalam waktu lebih kurang 1 jam“. Di mulai dengan membaca Suratul Fatihah 1 kali kemudian membaca do’a akhir tahun dan diakhiri lagi dengan membaca Surat Al Fatihah 1 kali. Ulangi hingga 3 kali.
DOA AWAL TAHUN HIJRIAH
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
وَصَلىَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ القَدِيْمُ اْلأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ اْلُمعَوَّلِ.
وَ هَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلْ أَسْأَلُكَ اْلعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ أَوْلِيَائِهِ وَجُنُوْدِهِ وَ اْلعَوْنَ عَلَى هَذَا النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَ اْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَا اْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ
Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat Allah tercurah kepada junjungan kami dan pemimpin kami Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihii wasallam, keluarganya, dan para sahabat beliau. Wahai Allah, Engkaulah Dzat yang abadi, yang terdahulu,yang mula-mula. Atas AnugerahMu yang besar dan kemurahanMu yang dijadikan pegangan, inilah tahun baru telah datang. Kami mohon kepadaMu pemeliharaan selama tahun ini dari setan, sahabat-sahabat, dan pasukannya. Dan pertolonganmu untuk melawan nafsuku ini yang selalu mengajak kepada kejahatan, serta sibukkanlah (aku) dalam melakukan amal yang dapat mendekatkan diriku kepadaMu sedekat-dekatnya, Wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemulyaan. Shalawat dan salam, tetapkanlah pada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabat beliau.
Tata Cara:
Pada malam harinya sejak permulaan terbenamnya matahari (timbul merah Jingga) atau setelah Maghrib, itulah tanda tanggal 1 Muharam telah tiba. Kita perlu mengucapkan selamat datang dengan membaca do’a Awal Tahun Hijriah. Fadhilahnya adalah, barangsiapa membaca do’a ini maka syetan-syetan akan berkata demikian: “Alangkah bahagianya orang itu, dia akan dilindungi dari godaan-godaanku pada sisa umurnya, karena Allah mengutus 2 malaikat untuk menjaganya dari godaan-godaanku“. Caranya di mulai dengan membaca Suratul Fatihah 1 kali kemudian membaca do’a awal tahun dan diakhiri lagi dengan membaca Surat Al Fatihah 1 kali. Ulangi hingga 3 kali.
Leave a Reply